Kamis, 12 Agustus 2021

TRADISI BERSIH DESA

 

Indonesia kaya akan keberagaman suku, bahasa, adat istiadat dan budaya. Sepatutnya dengan kemajemukan masyarakat yang begitu besar kita bisa saling menghargai dan saling menghormati. Dengan menanamkan semangat persatuan dan kesatuan, bangsa Indonesia akan tetap menjadi negara  yang berdaulat dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Budaya indonesia merupakan tradisi yang telah dilakukan secara turun menurun sejak jaman nenek moyang kita terdahulu. Salah satunya di pulau Jawa yang masih melestarikan tradisi bersih desa. Namun tidak dipungkiri ada juga beberapa daerah yang mulai meninggalkannya. Secara umum bersih desa dilaksanakan oleh masyarakat desa pada bulan (jawa) tertentu setiap tahunnya. Diwujudkan dengan menggelar kesenian jawa seperti makan bersama dengan masyarakat desa, karawitan, wayang kulit maupun kesenian yang lain.

Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan suatu sesaji sebagai suatu bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanallahu Wata'ala. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan (semua masyarakat Desa turut andil dalam memberikan sumbangan untuk pelaksanaannya). Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari segala bentuk kesialan atau hal-hal yang mengganggu. Maka sesaji diberikan sebagai wujud rasa syukur dan semoga segala kesialan dan mara bahaya menjauhi desa.

Bersih desa biasanya diadakan pada bulan Sela atau Syawal, yaitu bulan ke-11 Kalender Jawa. Untuk tanggal, setiap desa berbeda pelaksanaannya, namun biasanya semua mengambil waktu di bulan Sela walaupun ada yang mengambil waktu pada bulan Syura.  Dalam upacara bersih desa ada sedekah bumi yang biasanya berupa nasi tumpeng dan lauk pauk yang dibuat oleh warga desa. Seluruh makanan yang ada dalam upacara bersih desa merupakan hasil sumbangan keluarga-keluarga di desa. Upacara bersih desa wajib diikuti oleh orang yang sudah dewasa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar